Kumpulan Khotbah

Ev. Sujarwo
29 April 2018

Menyelesaikan Apa yang Telah Dimulai

(Filipi 2:12-18)

Kita orang yang telah diselamatkan, orang yang telah dibenarkan, apakah kita yakin dosa-dosa kita sudah diampuni?

Status kita sebagai orang yang telah dibenarkan, janganlah memberi makan akan keinginan dosa kita, keinginan daging setiap hari, karena sifat buruk keinginan daging kita akan semakin besar pengaruh dan kapasitasnya dalam hidup kita. Kebanyakan orang percaya memiliki kecenderungan untuk memanfaatkan keselamatan yang telah diterima untuk berbuat dosa karena bagi kita dosa telah ditebus dan ditanggung oleh Kristus. Janganlah kita disesatkan oleh pikiran seperti ini. Ingat, bahwa upah dosa ialah maut, perbuatan baik tidak akan mampu menyelesaikan, hanya melalui Darah Kristus. Jika kita tidak berubah, untuk apa pengorbanan Kristus di kayu Salib? Pergunakan dengan baik keselamatan yang diterima, ikut jalur Tuhan bukan jalur dosa.

11 Maret 2018

Panggilan Bagi yang Terpanggil

(Yudas 1:1-5)

Nama Yudas memiliki suatu pengertian yang tidak baik, reputasi buruk yang disebabkan pengkhianatannya kepada Tuhan Yesus Gurunya sendiri. Nama Yudas dalam Alkitab : Yudas dari Galilea (Kis 5:37), Yudas Iskariot yang mengkhianati Yesus (Matius 26:14, 17, 27), salah satu saudara Yesus, (Matius 13:55, Markus 6:3), Yudas dari Dasmakus (Kis 9:11) yang disebut Barsabas (Kis 15:22, 27, 32). Yudas dalam perikop ini mengandung makna seorang budak, ia memperkenalkan diri sebagai “hamba” budak Kristus. Seorang yang tidak memiliki apa-apa hanya bergantung pada pemiliknya. Tuhan berdaulat memilih kita dan memanggil seseorang menjadi hamba-Nya untuk diutus, namun orang tersebut harus merespon dengan ketaatan total. Kita juga sebagai hamba adalah orang-orang terpanggil yang dilayakkan. Sudahkah kita menyerahkan seluruh kehidupan kita kepada Kristus ?

Latar belakang surat Yudas menjelaskan apa kejadian yang sedang berlangsung pada waktu itu. Bahaya pengajaran palsu :
– Antinomian (melawan hukum dan norma), pendapat yang menyatakan orang Kristen dibebaskan dari tanggung jawab untuk mematuhi moral hukum.
– Gnostis dan Decetis, mereka memahami inkarnasi Kristus menurut logika pengetahuan manusia dengan menyangkali Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Kepada mereka yang terpanggil (ayat 1), Yudas menggunakan kata ‘kletois’ yang berarti dipanggil diundang oleh Tuhan. Kata ini memiliki 3 pengertian : 1) Memanggil seseorang pada suatu jabatan. 2) Memanggil untuk suatu pesta/festival. 3) Memanggil untuk suatu pengadilan, pemeriksaan. Yesus yang berinisiatif memanggil kita karena karya Allah, janganlah menganggap kita orang penting, lalu menjadi sombong. Tujuan utama Allah memanggil kita memiliki suatu tugas yang sangat serius. Kita yang sudah menjadi milik Kristus dipanggil untuk memberitakan Injil secara konsisten dengan keseluruhan kebenaran dan kehendak Allah yang dinyatakan dalam Firman-Nya. Dan kita akan mendapatkan jaminan keselamatan yang tidak kita dapatkan dari dunia. Orang Kristen juga akan dipanggil untuk siap menghadapi pemeriksaan / penghakiman.

18 Februari 2018

Kerendahan Hati

(Lukas 18:9-14)

Istilah perumpamaan dikhususkan untuk cerita-cerita atau lukisan-lukisan yang digunakan Tuhan. Ada 3 kategori kata perumpamaan, yaitu kisah nyata, cerita, dan ilustrasi. Di ayat 10 dalam perikop kali ini dikatakan ada 2 orang pergi ke bait Allah. Perumpamaan ini termasuk dalam perumpamaan jenis ilustrasi. Orang Farisi dan pemungut cukai sama-sama berdoa. Mari kita melihat doa kedua orang tersebut.
Pertama adalah doa orang Farisi. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya (Lukas 18:11). Dalam naskah Yunani kata pros heauton memiliki pengertian “berdiri terpisah dari yang lain dan berdoa” atau “berdiri dan berdoa kepada dirinya sendiri”. Dalam doanya pun yang ditekankan adalah kata aku. Dia tidak merasa perlu mengaku dosa karena semua sudah dilakukan. Dia menganggap dirinya benar dan memandang rendah orang lain. Dia menyebutkan dua hal istimewa yang dilakukannya dalam memuji diri sendiri yaitu dia berpuasa dua kali seminggu dan dia memberikan persepuluhan. Kita tidak boleh menghakimi orang lain. Apakah diri kita lebih baik dari pada orang lain? Jika kita dapat aktif dalam ibadah dan pelayanan itu tidak jadi alasan kita untuk menjadi sombong, karena apa yang kita dapat lakukan semua karena anugerah Tuhan. Kita perlu waspada dengan apa yang disebut kesombongan.

21 Januari 2018

Menengok ke Masa Lalu, Peringatan untuk Masa Kini

(Titus 3:1-14)

Tema tahunan gereja di tahun ini adalah menjadi jemaat yang teguh dan setia. Ini bukan hal yang mudah mengingat kita semua mempunyai latar belakang masing-masing sebelum kita berjumpa pribadi dengan Yesus. Yang menjadi fokus pada perikop ini sesuai dengan tema hari ini adalah ayat 3 dimana Paulus menjelaskan bagaimana kehidupan kita pada masa lalu, apa yang terjadi disana sebelum kita ditebus. Dan inilah yang menjadi peringatan bagi kita di masa kini. Apakah kehidupan lama kita masih menjadi kesukaan masa kini? Kita mungkin lahir di keluarga Kristen, rajin bergereja, namun belum tentu sudah berjumpa pribadi dengan Yesus, dan bahkan setelah lahir barupun tidak mudah meninggalkan kehidupan lama.

10 Desember 2017

Ketika Iman Diuji

(Kejadian 22:1-9)

Berbicara tentang ujian, kekecewaan, frustasi, setiap manusia pasti pernah mengalaminya dengan level yang berbeda-beda. Bagaimana respon kita bila Allah meminta yang terbaik dari hidup kita untuk dipersembahkan kepadaNya? Dari teks Firman Tuhan hari ini, Tuhan menguji Abraham untuk mengeluarkan sesuatu yang terbaik dari Abraham sendiri yaitu imannya.

19 November 2017

Buah Roh adalah Kasih

(Roma 5:1-5)

Kita adalah orang-orang yang telah mengalami pembenaran. Sebagai bukti terhadap pembenaran ini kita harus berbuah. Ada banyak kebencian dalam dunia ini. Misalnya suami membenci istri, atau istri membenci suami, dll. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah kebencian itu sudah mengalami penyelesaian. Seringkali kebencian ini menjadi akar pahit. Kekristenan dibangun di atas kasih. Allah mengasihi manusia. Allah meminta manusia untuk mengasihiNya sepenuh hati dan mengasihi sesama seperti dirinya sendiri. Dalam Matius 22:35-40 terdapat ringkasan hukum Allah, dimana perintah utamanya adalah mengasihi. Kita dapat mempelajari 3 kebenaran: ❶ Kewajiban utama kita adalah mengasihi Allah dengan segenap hati dan kekuatan. ❷ Mengasihi diri sendiri secara tepat sehingga kita dapat mengasihi sesama kita. ❸ Mengasihi sesama kita seperti diri sendiri. Siapa yang dapat memampukan kita? Bukan dengan kekuatan kita sendiri, tapi dengan pertolongan Roh Kudus.

8 Oktober 2017

Jangan Khawatir! Berdoalah dan Temukan Damai Sejahtera

(Filipi 4:1-7)

Semua orang pernah mengalami khawatir. Khawatir merupakan perasaan takut, gelisah, dan cemas terhadap suatu hal yang belum diketahui dengan pasti. Ironisnya, banyak hal yang manusia khawatirkan tidak pernah terjadi. Orang Kristen sendiri tidaklah kebal terhadap rasa khawatir, tapi sadar atau tidak, kekhawatiran seringkali membuat kabur kesadaran kita akan kehadiran dan keberadaan Allah. Manusia pada umumnya sering mengkhawatirkan sandang, pangan, dan papan. Namun Tuhan Yesus malah berkata bahwa kita tidak perlu mengkhawatirkan sandang dan pangan karena semua hal ini dicari oleh mereka yang tidak mengenal Allah. Bapa Sorgawi tahu bahwa anak-anakNya memerlukan semuanya itu. Apa maksud dari pernyataan Tuhan Yesus ini? Apakah kita hidup tenang-tenang saja, tidak perlu bekerja, dan menunggu berkat dari atas turun? Rasul Paulus dengan tegas berkata bahwa jika seseorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan. Setiap orang harus bekerja sebaik-baiknya dengan bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (2 Tesalonika 3:10-11). Paulus mengirimkan surat kepada jemaat Filipi ketika berada dalam penjara dan menunggu eksekusi hukuman mati. Di tengah ketidakpastian berapa lama lagi hidup, Paulus menasehati jemaat Filipi untuk tidak khawatir tentang apapun juga dan berserah kepada Allah. Ungkapan jangan khawatir bukan berarti kita menjadi santai-santai. Paulus ingin kita bertanya dan mengkoreksi diri: “Apa prioritas kita di dalam di dunia ini?” Paulus menekankan kepada setiap orang yang dilayaninya untuk meletakkan hal-hal yang rohani di atas hasrat duniawi. Rasa khawatir akan hal-hal duniawi akan merusak tujuan sorgawi Allah menciptakan dan menyelamatkan kita. Semua materi dalam dunia ini bersifat sementara, namun orang Kristen harus bertanggung jawab menggunakan semuanya itu untuk mencapai hal-hal yang bernilai kekal. Kita bisa menggunakan uang yang bernilai sementara untuk mendukung pelayanan misi, pemberitaan Injil, dan pemuridan untuk membawa jiwa-jiwa kembali kepada Kristus.

17 September 2017

Akibat Pembenaran

(Roma 5:1-11)

Melalui pembacaan Alkitab hari ini, kita mau belajar tentang akibat pembenaran. Kita perlu mengerti terlebih dahulu arti kata “pembenaran” itu, yaitu membenarkan (Ibrani=tsadaq; Yunani= dikaioo) yang adalah istilah hukum, artinya ‘membebaskan dari tuntutan, menyatakan benar atau tidak bersalah’. Lawan kata dari kata tersebut ialah ‘menghukum, menyatakan salah’ (bdk. Ulangan 25:1; Amsal 17:15; Roma 8:33). Seorang yang membenarkan orang lain adalah tugas atau hak seorang hakim. Lalu apa yang menjadi penyebab ketidakbenaran itu bisa ada didalam kehidupan orang Kristen, jawabannya adalah karena adanya “dosa”, dosa telah menjadi akar dari permasalahannya. Apakah yang dimasudkan dengan dosa ini? Alkitab menggunakan beberapa istilah untuk dosa. Kata Ibrani yg paling umum digunakan ialah khatta’t ‘awon, pesya ‘ra‘; dalam bahasa Yunani ialah hamartia, hamartema, parabasis, paraptoma, poneria, anomia dan adikia. Dari beberapa istilah dosa ini menjelaskan bahwa dosa adalah setiap penentangan yang ditujukan kepada Allah.