Pengkhotbah

Perikop
Kejadian 32:1-30

Ringkasan Khotbah

Tidak ada manusia yang dilahirkan sempurna. Setiap manusia penuh dengan keterbatasan dan dosa. Melalui karya keselamatan Allah, setiap orang percaya diselamatkan dari dosa, tetapi keterbatasan dan kelemahan kita sebagai manusia menyebabkan kita cenderung untuk berdosa. Oleh karena itu, Tuhan tidak hanya memberikan pemeliharaan kepada orang percaya, tetapi juga memproses dan membentuk iman kita kepada-Nya. Kita akan mempelajari bagaimana Tuhan memproses iman orang percaya melalui kisah Yakub.

Cara Tuhan memproses kita tidak dapat dipahami oleh akal pikiran kita. Yakub pada zaman itu adalah orang yang paling cerdik dan kaya, tetapi sebagian banyak yang ia peroleh dalam hidupnya didapatnya dengan cara-cara yang curang. Dengan segala yang ia miliki, Yakub lebih cenderung mengandalkan dirinya dibandingkan Allah, walaupun ia sendiri percaya kepada Allah nenek moyangnya yang diceritakan oleh ayahnya. Oleh karena itu, Allah memberikan kepada Yakub sebuah pergumulan yang tidak mampu diselesaikannya sendiri dengan memakai Esau. Yakub takut kepada Esau karena ia telah mengambil hak kesulungan Esau. Ketika Allah memerintahkan Yakub untuk pergi ke suatu tempat, orang utusan Yakub mendapati Esau sudah terlebih dulu disana. Yakub takut untuk bertemu Esau, tetapi janji Allah membuat ia tidak bisa kabur dari sana. Ketika apapun yang dilakukannya tidak terlihat berhasil untuk menyelamatkan dirinya dari Esau, ia menguji Allah dengan mempertanyakan janji Allah kepada Yakub. Di sini Allah bukan meringankan pergumulannya tetapi menambah pergumulan itu sehingga Yakub tidak mampu berbuat apa-apa lagi.

Terkadang Allah memakai pergumulan yang kita alami untuk melucuti kita dari segala yang kita andalkan di dalam hidup kita yang bukan Allah. Dengan demikian Allah menghancurkan kecacatan (dosa) yang ada di dalam kepribadian kita agar kita kembali berpasrah kepada Allah.

Manusia diciptakan menurut rupa dan gambaran Allah dengan ketritunggalan-Nya. Sama seperti Allah adalah Tritunggal dalam Bapa, Putra, dan Roh Kudus, manusia adalah tritunggal dalam tubuh, jiwa, dan roh. Tubuh memungkinkan manusia untuk berelasi dengan dunia di sekitarnya, jiwa untuk berelasi dengan diri sendiri dan sesama, dan roh untuk berelasi dengan Allah. Dosa merusak jiwa manusia dan mengakibatkan hilangnya kekudusan jiwa dan tubuh manusia. Roh yang telah diselamatkan oleh Allah berusaha memulihkan jiwa dan tubuh yang rusak itu, tetapi terkadang perlu juga kita “dihancurkan” agar dapat dibentuk kembali oleh Allah. “He is breaking us not to destroy us but to remake us” (John Stuart).

Ketika Yakub sudah tidak berdaya lagi dalam ketakutannya kepada Esau, Allah menampakkan diri kepadanya dan bergulat dengannya. Dalam pergulatan itu Allah membuat Yakub terpelecok, tetapi meskipun begitu Yakub masih tidak mau melepaskan-Nya sampai Ia memberkati Yakub (ay. 26). Ini menunjukkan bahwa Yakub akhirnya sadar siapa yang sedang bergulat dengannya. Sebelum Allah memberkati Yakub, Ia menguji apakah Yakub mau merendahkan dirinya dan mengakui semua keberdosaannya (ay. 27). Nama Yakub dalam bahasa Ibr. memiliki konotasi negatif selain arti namanya sendiri, yaitu seorang penipu (Ibr. ya’akov). Nama di dalam PL memiliki arti yang penting karena umumnya menjadi cermin dari karakter orang itu. Dengan ia mengakui segala keberdosaannya dan menyerahkan hidupnya dalam kendali Allah, Allah memberkati Yakub dan menamainya, Israel (Ibr. yisra’el, bala tantara Allah) (ay.28). Yakub mengakui keberdosaannya dan mensyukuri bahwa ia masih hidup meskipun ia berhadapan dengan Allah muka dengan muka (ay. 30).

Pergumulan yang kita alami dalam hidup kita terkadang terlihat sulit dan seolah-olah melampaui kemampuan kita. Tetapi kita tidak boleh lupa dan harus terus menyerahkan hidup kita kepada Tuhan. Biarlah Tuhan dipermuliakan melalui hidup kita.