Pengkhotbah

Perikop
Roma 12:9-10

Ringkasan Khotbah

Roma 12:3-8: gereja sebagai tubuh Kristus yang walaupun dibangun oleh manusia dan merupakan perkumpulan manusia tapi sebenarnya adalah tubuh Kristus yang kelihatan dengan anggota yaitu setiap orang percaya dan Tubuh Kristus itu adalah untuk setiap orang percaya : one for all.

Untuk menjadi anggota tubuh Kristus yang tidak kelihatan maka setiap orang percaya perlu menjadi anggota tubuh Kristus yang kelihatan yaitu gereja. Dan setiap anggota tubuh Kristus diberikan karunia yang harus kita gunakan untuk membangun tubuh Kristus: all for one. Ketika menjalankan prinsip one for all, all for one ini tidak selalu indah, ada kerikil-kerikil seperti sakit hati, kecewa, ataupun kebencian antara satu sama lain. Karena itu untuk menjalankan prinsip dalam Roma 12:3-8 ini harus disertai dengan prinsip dalam Roma 12:9-10 yaitu kasih. Kasih adalah dasar dan ciri kas dari persekutuan atau gereja orang percaya. Gereja yang sudah tidak ada kasih lagi harus berhati-hati.

Roma 12:9a: Kasihilah dengan ketulusan, jangan “pura-pura” (Yunani: hipokrit, arti: munafik). Awalnya kata hipokrit digunakan untuk menyebut para pemain drama. Pemain drama menggunakan topeng sehingga ekpresi wajah yang terlihat orang bisa berbeda dengan ekspresi wajah yang sesungguhnya.
Sama seperti tindakan kasih yang hanya sekedar supaya terlihat orang, tapi tidak sungguh-sungguh dari dalam hati. Mari mengoreksi diri supaya jangan kita mengasihi hanya dengan basa-basi saja tapi sungguh-sungguh tulus dari dalam hati kita.

Roma 12:9b: Jauhilah yang jahat dan lakukan yang baik. Di tengah-tengah ayat mengenai mengasihi tiba-tiba ada nasehat seperti ini. Kemungkinan adalah pada saat kita jatuh kepada kasih yang tidak tulus, kita cenderung untuk melakukan kejahatan. Kata “menjauh” ini punya arti “membenci” atau “tidak suka”, jadi kita harus membenci atau tidak suka kepada kejahatan itu. Pada prakteknya kita sering kali menjauhi kejahatan. Tetapi apakah kita
sudah membenci kejahatan itu. Mungkin kita tidak melakukan kejahatan karena takut ketahuan atau dihukum, tapi pada saat tidak ada orang yang tahu apakah kita bisa konsisten tidak melakukan kejahatan. 1 Petrus 1:22: bila kita sudah mempraktekkan kebaikan akan lebih mudah untuk mengasihi satu sama lain.

Roma 12:10a: Di dalam gereja kita harus saling mengasihi dengan “kasih persaudaraan” (Yunani: Filadelfia). Salah satu kuasa yang diberikan bagi orang yang percaya kepada Yesus Kristus yaitu kuasa untuk
menjadi anak Allah (Yohanes 1:12). Karena kita sama-sama anak Allah berarti kita adalah saudara. Contoh praktis melakukan “kasih persaudaraan” dengan melihat dalam warta jemaat siapa yang ulang tahun minggu ini dan ucapkan selamat. Pernah ada diskusi apakah pembacaan warta jemaat dimasukkan ke dalam atau di luar liturgi. Ada gereja-gereja yang memasukkan ke dalam liturgi karena ibadah selain untuk menyembah Allah adalah juga untuk bersekutu dengan saudara seiman dan salah satu sarana persekutuan yaitu melalui pembacaan warta ini.

Roma 12:10b: Saling mendahului dalam memberi hormat. Mari kita saling mendahului menyalami sesama. Dan waktu menyalami marilah kita lakukan sesuai budaya kita dengan menatap muka orang yang disalami. Ada juga
arti yang lebih dalam yaitu kita mau memberi kehormatan kepada orang lain lebih daripada diri sendiri. Ini berlawanan dengan budaya dunia yang ingin dihormati dan mungkin saja keegoisan ini masih ada dalam diri kita sendiri, karena memang esensi dosa adalah mengasihi diri sendiri. Kita harus berjuang melawan kecenderungan ini. Ingatlah bahwa saudara-saudara kita sangat berharga di mata Tuhan, maka kita pun harus menghargai mereka. Marilah kita mengasihi sesama kita, mengutamakan saudara kita, menganggap mereka lebih penting dan lebih utama dari kita.

(JW/03/09)