Pengkhotbah

Perikop
Efesus 1:13-23

Ringkasan Khotbah

Gereja Efesus tidak hanya memikirkan diri sendiri tapi berjalan ke arah rencana dan pimpinan Tuhan.2 minggu lalu kita sudah belajar Efesus 1:1-12 tentang penentuan Allah bagi umatNya: (a)Sesungguhnya karena ada pemilihan Allah bukan berarti kita tidak ikut melayani, tapi justru kita menyelaraskan diri kita untuk memberitakan Injil; (b) Kita juga tidak boleh menggunakan kepastian keselamatan kita untuk terus berjalan dalam dosa.

Jadi berdasarkan itu Tuhan sudah menentukan upah orang-orang yang sudah dipilihNya: (a) Menerima kasih karunia, damai sejahtera dari Allah. Orang yang sudah ditentukan selamat tidak ada alasan untuk membanggakan diri karena itu hanya oleh kasih karunia Allah, bukan karena kebaikan kita. Jadi kita dipanggil dan berjalan terus dalam kasih karunia; (b) Berkat rohani dalam sorga, yang mencakup 3 dimensi waktu: masa lalu, sekarang dan akan datang. Artinya Allah pemegang kendali hidup kita. Masa lalu: kita sudah ditetapkan dan mendapatkannya dan ini tidak akan berubah. Masa sekarang: status kita saat ini adalah anak-anak Allah, kita dianggap jadi orang benar, kita tetap dipegang oleh Allah oleh karya Yesus Kristus yang telah membayar dosa kita. Masa depan: kelak kita akan menuju kepada sebuah tempat yang akan kitahidupi dalam kekekalan.Orang tanpa Kristus berjalan dengan tujuan sampai di hari ini, tapi orang Kristen dipersiapkan sampai tujuan yang kekal.  Karena ada kepastian hidup akan datang ini, meskipun ada tantangan kita tidak akan mundur.

Ciri-ciri jemaat yang dewasa yang dapat kita teladani dari jemaat Efesus: 1. Bertumbuh dalam kebenaran. Dalam ayat 12-14 disebutkan pertama “kami”, kemudian “kamu” dan selanjutnya “kita”. Mereka telah menunjukkan komitmen bersatu dalam kerinduan hati yang sama, bertumbuh dalam kebenaran. Pemisah itu tidak ada lagi. Berbicara tentang kedewasaan tidak bisa lepas dari komitmen kita supaya terus dibentuk, diarahkan.2. Mengenal Allahnya dengan benar. Dalam hal yang mungkin kurang menyenangkan sekalipun, Tuhan sedang berkomunikasi dengan kita. Untuk bisa mengerti, kita perlu memiliki hati yang remuk, hati yang ingin belajar. Kristen yang dewasa ingin memiliki pengenalan akan Allah yang penuh atau lengkap. Pengharapan dalam Tuhan tidak mengecewakan. Pengenalan itu membuat kita mengetahui ada kuasa yang hebat yang menopang. Jadi tidak mudah kecewa dengan situsasi dunia, putus asa, tapi tetap semangat tertuju kepada Yesus. 3. Dibangun dalam iman dan kasih kepada Allah. Jemaat Efesus ini setelah dibangun menghasilkan buah, yaitu kasih kepada sesama. Istilah kasih yang dipakai adalah kasih agape. Seperti Allah memberi kepada manusia yang tidak layak menerima. Dia tahu kasih itu tidak bisa dibalas, tapi tetap melakukanNya. Konsep Kristen berkata lebih berbahagia memberi daripada menerima (Kis 20:35).

Pemberian yang dilakukan pada masa itu: (a)Ditujukan untuk membantu jemaat yang kesulitan hidup karena sulit mendapat pekerjaan karena iman kepada Kristus. JemaatMakedonia, ekonominya tidak kuat sekali, tetapi setelah diajarkan tentang kasih karunia Allah, mereka mendesak ingin ikut ambil bagian dalam pelayanan kepada orang kudus (2 Kor 8:4). (b)Ditujukan untuk pemberitaan Injil itu sendiri (Fil 4:18). Karena Paulus dipenjara, dia sulit bekerja. Jemaat di Filipi mengirimkan bantuan untuk Paulus, sampai Paulus berkata bahwa itu sudah cukup. Persembahan itu dibawa dengan sukarela karena terdorong hati sendiri, karena Allah sudah berbuat baik.  Dalam menopang pelayanan, orang percaya didorong untuk memberi dengan sukarela dan sukacita sesuai dengan berkat yang mereka miliki (Kel 35:4-9; 2 Kor 9:7). Gereja kita boleh tetap ada karena kita menopang bersama. Mari kita renungkan peran apa yang Tuhan ingin kita kerjakan dalam rencanaNya.