Ringkasan Khotbah

Tema hari ini akan mengarahkan kita kepada tema tahunan gereja kita. Jemaat teguh dan setia tidak boleh semata-mata dipandang dari sisi manajemen dan penatalayanan yang baik. Manajemen dan tradisi yang baik belum tentu menggambarkan jemaat yang sungguh-sungguh hidup untuk Tuhan. Dimana pun kita hidup, Tuhan menempatkan kita adalah menjadi murid Kristus. Hidup orang Kristen ditonton oleh semua orang. Renungan hari ini adalah mengenai seorang saleh bernama Kornelius yang hidupnya menunjukkan hidup murid Kristus. Kornelius tinggal di Kaisarea, sebuah kota besar dan megah. Banyak pemimpin wali negeri Italia tinggal di Kaisarea sehingga kota ini banyak dijaga oleh tentara. Kornelius adalah seorang perwira tinggi pasukan Italia. Pasukan Italia sering hidup dalam masa peperangan sehingga sudah terbiasa hidup seperti serigala yang siap menerkam. Mereka pada umumnya tidak peduli agama dan sering hidup korup. Lalu bagaimana Kornelius menjadi murid Kristus? Kemungkinan besar Kornelius bisa percaya karena buah penginjilan Filipus (Kisah Para Rasul 8:40). Menarik mengetahui bahwa yang percaya adalah perwira tentara. Tuhan tidak melihat profesi manusia ketika menyatakan anugerahNya. Seorang pelacur seperti Rahab pun diselamatkan oleh Tuhan.

Apa saja kualitas hidup Kornelius yang perlu diteladani oleh orang-orang Kristen di zaman sekarang? ❶ Kornelius seorang yang saleh (Yunani: eusebes = menunjukkan sikap hidup hormat kepada Tuhan). Kesalehan merupakan penyembahan atau ibadah dari hati dan kehidupan yang selaras dengan kehendak Allah. Meski dalam hidup orang saleh masih tersisa dosa, tetapi dia sebenarnya tidak menyukai dosa, dosa tidak punya kuasa lagi. Hidup saleh berarti hidup berjuang bersama-sama dengan Allah. Paulus adalah seorang yang hidupnya diubahkan oleh Tuhan, dari seorang pembenci Injil menjadi seorang pemberita Injil. Kita orang-orang berdosa ini dipanggil oleh Allah untuk menjadi saksi bagi orang-orang berdosa di dunia yang sudah jatuh ini. Mengapa Allah tepat menciptakan manusia sebelum hari Sabat? Supaya manusia dapat memulai hidupnya dengan menguduskan Sabat dan menyembah Allah, yang merupakan alasan dan tujuan utama dari dikaruniakannya hidup. Inilah fakta yang mendorong kita untuk memperjuangkan kesalehan hidup kita di dunia ini. Banyak orang yang mengaku Yesus adalah Juruselamat, tetapi kehidupannya tidak memperlihatkan bagaimana Yesus telah menyelamatkannya. ❷ Kornelius dan seisi rumahnya takut akan Allah. Tidak mudah membawa seisi rumah menjadi takut akan Allah. Seorang tokoh dalam kekristenan bernama Susannah Wesley melahirkan 19 orang anak (9 meninggal dunia pada waktu bayi). Selain sibuk mengasuh anak, ada kebiasaan yang ia sering lakukan, yaitu mengadakan persekutuan dengan orang-orang sekitarnya ketika suaminya pergi pelayanan ke luar kota. Selain itu, setiap malam, Susanna mengumpulkan anak-anaknya dan mendoakan mereka satu per satu sebelum mereka tidur. Buah kegigihan rohani Susanna adalah lahirnya John Wesley (pendiri Gereja Methodist) dan Charles Wesley (penggubah lagu-lagu himne gereja yang sangat agung sampai sekarang). Sebagai seorang perwira tentara, Kornelius sibuk sekali, tapi dia berhasil mengendalikan waktunya sedemikian rupa sehingga bisa membawa keluarganya takut akan Allah. Takut akan Allah adalah penyatuan penghormatan dan kasih kepada Allah yang didorong oleh pengenalan akan Allah. ❸ Kornelius memberi banyak sedekah. Di tengah kondisi masyarakat yang tidak beragama dan tidak takut akan Allah, tidak tertutup kemungkinan bahwa Kornelius bisa menindas orang-orang untuk mendatangkan keuntungan baginya. Pada zaman sekarang, manusia sangat terpengaruh dengan kebajikan setengah hati supaya “terlihat sopan”. Tetapi Kornelius dengan tulus memberikan sedekah kepada masyarakat bukan supaya terlihat baik. ❹ Kornelius senantiasa berdoa. Senantiasa berarti tekun dan setia. Gaya hidup orang saleh tidak mungkin lepas dari berdoa. Firman Tuhan mengingatkan kita untuk berdoa tidak jemu-jemu, bertekun dalam doa, dan mencari Allah dan firmanNya dengan tekun (Lukas 18:1, Roma 12:2, Mazmur 119:2). Bertanyalah kepada diri kita sendiri: “Sudahkah kita menjadi orang-orang yang senantiasa berdoa?” Mungkin hidup di negara seperti Jepang sedikit banyak memanjakan kita dengan berbagai kenyamanan dan keteraturan. Janganlah jadi orang Kristen manja. Doa adalah latihan iman yang utama. Salah satu tugas tersulit di dunia adalah berdoa. Sekalipun orang Kristen sudah begitu lama mengikut Tuhan, tetapi kesetiaan untuk mau berdoa menjadi sebuah tantangan paling berat. Tuhan Yesus menghabiskan waktu sepanjang malam bukan untuk tidur, tetapi untuk berdoa. Bagi banyak orang, berdoa selama beberapa menit saja sudah terasa sulit.

Marilah kita belajar hidup seperti Kornelius dan kiranya iman kita senantiasa ditopang dan dibangun oleh Allah. Soli Deo Gloria.