Ringkasan Khotbah

Allah menciptakan manusia, dan juga alat kelamin/organ seks yang membedakan antara pria dan wanita. Dan Allah melihat segala ciptaannya sungguh amat baik (Kej 1:31) termasuk organ seks manusia. Organ seks inilah membuat manusia memiliki nafsu seks. Bisa disimpulkan bahwa nafsu seks bukanlah dosa melainkan adalah sesuatu yang sangat baik. Nafsu seks inilah yang memampukan kita menjalankan amanat Tuhan memenuhi bumi. Tapi nafsu seks yang berlebihanlah yang adalah dosa. Nafsu seks yang berlebihan dapat membuat manusia melakukan dosa-dosa yang lebih keji dan berdampak negatif:

  1. Perzinahan. Nafsu seks hanya boleh digunakan dalam hubungan pernikahan. Jadi di luar pernikahan nafsu seks menjadi dosa. Meski sama suka, meski sudah jadi pacar bertahun-tahun dan sudah mau menikah, tapi kalau belum menikah maka tetap adalah dosa.
  2. Pemerkosaan, pelecehan seksual. Nafsu seks yang dipaksakan menghasilkan dosa. Pelecehan seksual bisa terjadi bahkan di dalam gereja. Raja Daud yang sejak muda hidup dekat dengan Tuhan, disertai Tuhan, penuh dengan iman dan dipakai luar biasa pun, jatuh ke dalam dosa perzinahan.
  3. Pembunuhan. Dosa Daud yang diakibatkan nafsu seks yang berlebihan ini tidak berhenti di situ, tapi dilanjutkan dengan dosa penipuan dan bahkan pembunuhan (2 Samuel 11:4-25). Apa yang dilakukan Daud dipandang jahat oleh Tuhan (2 Samuel 11:27). Dosa-dosa seperti ini di jaman sekarang pun masih ada, ada yang membunuh suami dari wanita yang dia zinahi, ada yang membunuh wanita yang dia zinahi itu sendiri, dan ada yang membunuh anak hasil perzinahan itu atau aborsi.
  4. Pornografi. Pornografi memiliki kuasa yang sangat besar, biasanya akan membawa ke kecanduan akan pornografi dan masturbasi. Di masa kini kecanduan seperti ini terjadi bukan pada pria saja bahkan pada wanita. Kelanjutan dari dosa ini adalah kecanduan seks. Ini sudah menjadi semacam budaya di dunia ini, didukung oleh bisnis pornografi.
  5. Sexless couple. Saat ini banyak sekali pasangan-pasangan “sexless couple”, dan penyebab utama adalah karena salah satu pasangannya kecanduan pornografi, sehingga lebih menikmati seks secara virtual. Pornografi membuat pecandunya memandang wanita hanya sebagai alat seks saja.
  6. Perpecahan. Nafsu seks yang berlebihan mengakibatkan perpecahan dalam keluarga, dan mengakibatkan adanya anak-anak yang ditinggalkan terlantar oleh orang tua mereka.
  7. Penyakit. Nafsu seks yang berlebihan mengakibatkan penyakit yang mematikan seperti AIDS.

Cara-cara untuk bebas dari nafsu seks yang berlebihan:

  1. Jaga mata dan telinga (Ayub 31:3)
    Banyak orang yang dibangkitkan nafsu seksnya secara berlebihan karena melihat atau mendengar hal-hal yang berhubungan dengan hal-hal seksual dan akhirnya tidak terkontrol. Cara paling baik untuk menjaga diri adalah dengan menghindari diri dari hal-hal yang mengakibatkan nafsu seks bangkit secara berlebihan (contoh: tidak membaca novel bercerita roman, tidak menonton film yang belum disensor, memasang software anti porno di komputer, mengganti hobi dengan tidak jalan-jalan ke pantai tapi ke gunung, dll). Berkaitan dengan ini maka wanita perlu berbelaskasihan kepada para pria dengan berpakaian yang sopan yang tidak mengakibatkan nafsu seks berlebihan pada pria.
  2. Menjauhi “kesendirian” (Kej 39:11)
    Kebanyakan kita jatuh dalam dosa nafsu seks berlebihan pada waktu kita sendirian. Contoh: istri Potifar yang mengajak Yusuf tidur dengannya pada waktu Potifar tidak di rumah. Bagi yang sudah berkeluarga usahakanlah untuk tidak meninggalkan rumah untuk waktu yang lama. Ada seorang konselor yang menganjurkan agar suami istri berhubungan seks seminggu 2 kali secara teratur supaya bukan diri kita yang dikendalikan oleh gairah seks (berhubungan seks hanya bila ada gairah) tapi justru kita yang harus mengendalikan gairah seks kita. Yusuf pun karena masuk rumah sendirian sehingga kena fitnah istri Potifar, tapi ketika dia tahu ada cobaan dia lari menjauhinya. Memang ada waktu kita butuh kesendirian, ketika kita sendiri dengan Tuhan. Tapi kesendirian yang dimaksudkan di sini adalah kesendirian yang mudah membangkitkan nafsu seks berlebihan, dan kesendirian dengan orang yang lain jenis. Kesendirian seperti ini bisa dihindari dengan bersekutu dengan orang-orang yang juga rindu untuk menjaga kesucian (saling sharing dan menguatkan).
  3. Belajar firman tentang hubungan suami istri
    Nafsu seks dalam hubungan suami istri adalah sangat baik, jadi kita perlu tahu hubungan suami istri yang baik. Plato mengajarkan bahwa seperti kepala ada di atas hati dan hati di atas organ seks, maka seks harus dikuasai hati, dan hati dikuasai pikiran. Lebih dari itu, orang Kristen harus membiarkan pikiran dikuasai Firman Tuhan. Banyak dari kita belajar mengenai seks bukan dari firman Tuhan.

Prinsip-prinsip Firman Tuhan mengenai seks:

  • Dari Kejadian 1:28 kita bisa lihat urutan yang Tuhan inginkan mengenai nafsu seks ini. Yaitu ada berkat Tuhan dulu baru beranak cucu. Kita bisa beranak cucu melalui hubungan seks, tapi sebelum itu harus ada berkat Tuhan. Tapi jaman sekarang banyak yang sudah terbalik urutannya. Ini adalah cara kerja iblis.
  • Dari 1 Korintus 13:4-8 kita belajar bahwa pusat kasih yang Tuhan ajarkan bukan pada diri sendiri tapi pada orang lain yaitu pasangan kita. Nafsu seks kita seharusnya kita arahkan untuk menyenangkan pasangan kita. Ketika kita melihat pasangan kita puas, maka itu akan membawa kepuasan dan kenikmatan kepada kita juga. (JW/03/12).