Pengkhotbah

Perikop
Rut 1: 14-18

Ringkasan Khotbah

Hari ini adalah hari Ibu Internasinal dimulai oleh seorang Kristen di Amerika yang mengingat kebijakan ibunya, naluri keibuannya selalu membuahkan kasih yang baru dan tulus setiap hari bagi anak-anaknya. Sampai sekarang dirayakan diseluruh dunia diawali dari Gereja dan suatu hal yang Alkitabiah tertulis dalam 10 hukum Taurat ke 5: Hormatilah ayahmu dan ibumu.
Walaupun pasal kitab ini sangat singkat kita akan terkesan membaca kisah seorang janda miskin Naomi yang bermenantukan Rut orang yang sederhana. Ditengah kesulitan kehidupan Naomi dan Ruth kita bisa melihat bagaimana pemeliharaan Tuhan bagi orang percaya. Naomi yang telah ditinggal mati oleh suami dan anak-anaknya ingin kembali ke negerinya yang telah pulih kembali. Tetapi Rut yang telah hidup bersama selama 10 tahun ingin mengikuti Naomi (ayat 16, bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku). Kehidupan rohani Naomi mempengaruhi Rut, dalam keadaan prihatin Rut melihat ketabahan Naomi, ada sebuah daya tarik dan kekuatan dari cara hidup orang percaya khususnya dari Naomi.
Paulus bisa mempengaruhi Jemaat dalam kitab 1 Tesalonika 1:8, “imanmu tersiar ke segala tempat, Firman Allah bergema dibritakan”. Dan dalam kitab 1 Tesalonika 1:4-5, dan kamu tahu Roh Kudus bekerja, iman mereka jelas terlihat, orang Kristen perlu mendengar serta mengikuti petunjuk Firman Allah. Cara hidup dan pemikiran orang percaya berbeda dengan konsep dunia. Sikap Naomi sangat menarik, begitu kuat dan keras, disini kita melihat integritas Naomi yang berhati mulia. Tuhan berbicara melalui sikap Naomi yang mementingkan orang lain dari diri sendiri (1 Yohanes 3:16) suatu pengorbanan menabur kasih yang tidak terbatas. Contoh yang terindah adalah pengorbanan Tuhan Yesus.
Rut begitu terpaut dengan cara hidup Naomi melalui iman dan pengharapannya percaya kepada Allah yang disembah.
Tuhan memelihara Naomi melalui Rut menantunya, anak Rut bernama Obed kakek dari raja Daud, inilah garis keturunan Mesias.
Mungkin kehidupan rohani kita mulai pudar, begitu juga kasih kepada Tuhan dan sesama terkikis oleh kesibukan, penderitaan, kekecewaan, didalam merayakan hari ibu internasional kita perlu memperbaharui komitmen kita, mengintegritas diri dengan hidup beriman.