Tema gereja tahun ini adalah mengenai hidup beriman. Kita akan melihat beberapa contoh iman dalam Matius 9 yang mungkin sudah sering kita baca. Ayat 1-2 diceritakan ada seorang yang lumpuh yang disembuhkan oleh Tuhan Yesus oleh karena iman. Kisah paralel juga terdapat dalam kitab Markus dan Lukas yang diceritakan dengan lebih detil. Orang lumpuh tersebut dibantu oleh teman-temannya diturunkan ke depan Tuhan Yesus. Namun pada Matius hal tersebut tidak dicatat karena yang ingin ditekankan adalah Tuhan Yesus yang melihat iman orang lumpuh dan teman-temannya. Iman seperti bagaimanakah? Teman-teman orang lumpuh merasa iba karena orang lumpuh ini tidak dapat disembuhkan oleh tabib dan cara apapun dan satu-satunya jalan adalah Yesus dari Nazaret yang lain daripada lain dari kabar yang mereka dengar. Iman mereka adalah percaya kepada Yesus dengan perasaan, kehendak, dan pemikiran, yang mendatangkan kuasa Allah melalui Yesus. Tuhan Yesus melihat iman tersebut dan mengatakan “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni” dan menyembuhkannya. Tuhan Yesus mengatakan demikian, selain karena kehadiran ahli Taurat, juga karena pada zaman itu ilmu pengobatan belum maju dan orang cenderung berpikir bahwa penyebab sakit adalah dosa. Yang ditekankan disini ialah bahwa dosa manusia diampuni melalui iman.
Kejadian kedua yaitu seorang wanita yang sakit pendarahan selama 12 tahun (ayat 20). Kali ini pun pada kitab Matius keterangannya singkat karena fokusnya adalah Tuhan Yesus yang memandang wanita tersebut. Wanita inipun sudah mencoba berobat kemana-mana hingga habis hartanya. Ia datang ke Yesus dengan iman asal menjamah jubah Yesus saja pasti sembuh. Ciri khas iman Kristiani, yaitu sikap hati kepada Yesus bahwa bagi Yesus tidak ada yang mustahil. Tuhan Yesus memandang imannya maka Ia berkata “hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau”. Arti kesalamatan bagi wanita ini jelas, yaitu keselamatan dari sakit yang diderita selama 12 tahun dan keselamatan sosial dan agama karena di zaman PL, dalam budaya Yahudi, darah adalah sesuatu yang najis dan harus disingkirkan dari masyarakat. Sampai saat inipun mengenai darah masih diperdebatkan di antara gereja-gereja. Sebagai gereja interdenominasi, jangan sampai kita memaksakan orang lain terhadap apa yang kita percaya dan sebaliknya jangan menghakimi orang lain.
Sebelum wanita sakit pendarahan ini disembuhkan, Tuhan Yesus sedang berbincang dengan kepala rumah ibadat yang memohon agar anak perempuannya yang baru saja meninggal di umur 12 tahun dihidupkan kembali. Kita dapat menghubungkan kedua cerita ini. Seorang wanita yang selama 12 tahun hidup menderita dan seorang anak perempuan yang selama 12 tahun sebelum meninggal mungkin hidup berbahagia karena disayang oleh orangtuanya yang adalah orang terpandang dan tinggi moralnya sebagai seorang kepala rumah ibadat. Keduanya sama-sama bertemu Tuhan Yesus dan diselamatkan, bukan hanya disembuhkan dan dibangkitkan karena setelah sembuh dan bangkit pun manusia akan kembali kepada kematian. Tetapi keselamatan dari Yesus adalah selama-lamanya. Hidup yang kekal sudah dijanjikan dan disediakan. Kita perlu belajar agar tidak terikat pada semua yang ada di dunia yang sifatnya fana, baik kebahagiaan ataupun penderitaan, melainkan tetap beriman dan percaya Tuhan Yesus sepenuhnya maka Tuhan Yesus akan melihat dan menyelamatkan.
Terakhir di ayat 27-29 terdapat dua orang buta yang datang kepada Tuhan Yesus dan berkata “Kasihanilah kami, hai Anak Daud”. Dalam PL, Mesias disebut dari keturunan Daud, raja yang paling diagungkan oleh orang Israel sehingga mereka menganggap Mesias akan seperti raja Daud dan membawa mereka kembali pada kejayaan. Maka Yesus tidak langsung menjawab sebaliknya menanyakan apakah mereka percaya pada-Nya. Hal iman adalah hal yang serius. Setelah mereka menjawab percaya maka Yesus mengatakan “Jadilah kepadamu menurut imanmu”. Demikian juga saat kita berdoa, kuasa Tuhan dinyatakan sesuai dengan iman kita. Mari kita merenungkan selama satu tahun ini apakah kita telah hidup dengan beriman sesuai dengan tema gereja tahun ini. Ingatlah Tuhan Yesus memandang iman kita. Dan mintalah agar iman kita semakin dikuatkan sehingga kita boleh menjadi saksi Kristus kepada orang lain di sekitar kita, secara khusus di momen Natal ini.