Pengkhotbah

Perikop
Efesus 3:1-21

Ringkasan Khotbah

  1. Panggilan dan tugas orang yang telah dipanggil

Orang-orang Kristen (yang telah dipanggil), harus berdoa, lalu melayani Tuhan, yang artinya bukan hanya pengikut Injil, tapi juga pelayan Injil. Tujuannya untuk mempersembahkan kemuliaan bagi Yesus. Doa dan melayani dengan sungguh harus diikuti dengan relasi yang baik dan ketaatan antara kita dan sang Pencipta. Contoh relasi dan ketaatan yang patut ditiru adalah antara Yesus dan Bapa-Nya (saat Yesus turun ke dunia). Segala sesuatu adalah milik Kristus, jadi sudah seharusnya kita melayani Dia dengan segala yang kita miliki.

Paulus melayani Tuhan bukan untuk memuaskan dirinya, tetapi ada 2 sasaran: untuk kemuliaan Tuhan Yesus (Ef 3:21) dan untuk menyampaikan kabar keselamatan bagi orang-orang non Yahudi (karena orang Yahudi sudah dilayani oleh para Rasul-Rasul yang lain), Ef 3:13. Baik Paulus maupun Rasul-Rasul lainnya, selalu mendapatkan kesulitan (tidak gampang, penuh pengorbanan) dalam melayani Tuhan (Gal 1:9, Kis 4:3, 12:4-5). Dalam terjemahan Inggris Paulus berkata: I, Paul the prisoner of Christ Jesus. Yang menjadi tantangan adalah sejauh mana kita tertantang untuk melayani, mengabarkan Injil.

  1. Konsisten dalam pelayanan dan panggilan

Paulus menulis “rahasia Kristus” 3 kali (Ef:3,4,9) dalam pelayanan dan panggilannya. Panggilan bukanlah alasan untuk meninggikan diri, yaitu (ay. 6): ahli waris, anggota tubuh Kristus, peserta dalam janji yang diberikan kepada orang-orang non-Yahudi dalam Kristus. Paulus bisa melayani hanya karena kasih dari Tuhan dan kesetiaan, mari kita ikuti teladan Paulus didalam pelayanan kita. Corrie ten Boom saat di kamp Nazi, berkata: anda tidak pernah belajar bahwa Kristus adalah segala yang anda butuhkan, sampai Kristus adalah semua yang anda miliki.

  1. Melayani dengan kerendahan hati (ay 8-11)

Paulus mengerjakan pekerjaan yang paling penting yaitu mengabarkan Injil kepada orang non Yahudi, tapi menganggap dirinya sebagai seorang yang paling hina (asal artinya: yang terkecil, yang paling tidak penting). Walaupun demikian, ia tetap rendah diri, malah semakin bersemangat dalam pelayanan. Dasar dari pelayanan yang perlu kita teladani (seperti Paulus pun mengakui dan sadar diri) yaitu:

–       melayani atas dasar karena kasih karunia

–       diberi keberanian untuk melayani non Yahudi

–       diberi keberanian untuk menghadap Allah

–       bersedia menanggung penderitaan

Jadi setiap pelayanan itu penting, sama dimata Tuhan. Yang membeda-bedakan hanyalah pemikiran kita.

  1. Melayani dengan penuh penyerahan diri (ay 14-21)

Sikap seorang pelayan (seperti Paulus):

–       sujud (sikap rasa hormat) kepada Bapa

–       terus berdoa (walaupun Tuhan belum menjawab doa kita), juga berdoa bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi supaya jemaat: diteguhkan (ay 16), memahami kasih Kristus (ay 18), dipenuhi dalam segala kepenuhan Allah (ay 19).

Rahasia kerohanian Kristen, seperti teladan Paulus dalam 2 Kor 12:8-9, senang, rela dalam kelemahan, siksaan, kesukaran dalam penganiayaan, pelayanan, karena didalam kelemahanlah, kuasa Allah menjadi sempurna.