Ringkasan Khotbah

Apa alasan kita memeluk agama? Secara sadar atau tidak ada 2 yaitu: ① keturunan: karena nenek moyang atau orangtua Kristen ataupun menikah dengan pasangan Kristen; dan ② meyakini dan menghidupi keagamaan. Ada 3 tingkatan orang Kristen: ①mencari Tuhan karena ada suatu keadaan yang mendorong, ② pengalaman spektakuler / mukjizat, ③ keadaan, pengalaman, pembelajaran berdasarkan Injil. Pada tingkatan pertama dan kedua, orang Kristen bisa meragukan Tuhan saat Tuhan tidak menjawab doa mereka atau saat mereka tidak lagi mengalami mukjizat. Sedangkan pada tingkatan ketiga punya kelemahan saat orang Kristen tersebut menjadi sombong dan menganggap teologi/dogmatika sendiri paling benar dan menjadi fanatik. Bagaimana cara agar bisa bertumbuh yang sesungguhnya? Dibutuhkan keseimbangan antara pengalaman, pembelajaran, dan sikap tunduk di bawah otoritas Injil yang benar serta kerendahan hati kita berdasarkan anugerah Tuhan yang telah diterima.

Inti ajaran dari kitab Galatia adalah bahwa tidak ada seorangpun yang dibenarkan karena melakukan hukum Taurat melainkan hanya karena iman kepada Tuhan Yesus. Keselamatan oleh kasih karunia semata. (Rm 5:9, 1 Tes 5:9). Ada 2 pertanyaan yang diajukan jemaat Galatia kepada Paulus: Apakah iman kepada Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat itu cukup? Apakah ketaatan pada hukum Taurat diperlukan untuk mendapatkan kesalamatan? Paulus menunjukkan amarahnya (Gal 1:6, 3:1) dan menyatakan keheranannya akan sikap jemaat Galatia (bodoh = tidak berpengertian, dari kata anoetos) yang lekas berbalik (berubah iman) dari Injil kepada injil lain yang diputarbalikkan. Injil lain yang dimaksud adalah keselamatan dalam Yesus tidak cukup maka perlu melakukan Taurat. Menurut doktrin Yahudi, kecenderungan tiap orang adalah untuk berbuat baik dan jahat, maka ada panggilan moral untuk mengatasi hal yang jahat dengan melakukan yang baik (Taurat). Sedangkan doktrin Yudaisme, Taurat adalah penangkal penting terhadap dosa, untuk mendapat pahala di hadapan Allah. Termasuk di jaman sekarang terdapat banyak injil lain seperti perlu berbahasa roh agar diselamatkan, mengusir setan tidak hanya dengan nama Tuhan Yesus saja, atau berbagai tradisi leluhur. Maka untuk menangkal injil lain ini kita perlu membaca Injil / Firman Tuhan yang adalah sumber kekuatan kita. Paulus menunjukkan keyakinan kokoh bahwa Injil adalah kekuatan Allah (Rm 1:15-17). Pembenaran Allah membawa manusia yang berdosa menerima pembenaran dari kebenaran yang ada pada Allah sehingga manusia dapat hidup dan berjalan dalam kebenaran (Rm 2:14, 3:20). Paulus juga menyerukan agar tidak menyia-nyiakan Injil Kristus (Gal 3:3-4). Janganlah melupakan karya Allah demi injil lain, melupakan bahwa hidup adalah anugerah, sehingga mengikuti kesesatan ajaran injil lain seperti bebas berbuat dosa karena sudah diampuni.

Injil yang telah diberitakan adalah bahwa hidup diselamatkan bukan karena melakukan hukum Taurat tetapi karena menerima anugerah oleh iman kepada Yesus (Gal 3:11). Hukum Taurat tidak bertentangan dengan Injil dan merupakan penuntun sampai Kristus datang pada PL. Setelahnya kasih karunia, anugerah diberikan dan memampukan kita melakukan hukum Taurat dan segala perintah Tuhan (Gal3:21-24). Kita juga perlu mencari dan mengutamakan kesukaan Allah bukan manusia (Gal 1:10). Kalau Injil adalah kekuatan, maka kita perlu siap mengambil resiko untuk menggapainya. Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya maka semuanya akan ditambahkan kepadamu (Mat 6:33).