Pengkhotbah

Perikop
Amsal 26:13-16

Ringkasan Khotbah

Malas merupakan kebiasaan yang mengakibatkan dosa di hadapan Allah. Kebiasaan ini muncul dalam segala aspek kehidupan kita sehari-hari dan biasanya tidak kita sadari. Rajin adalah sifat dan tingkah laku yang sangat diinginkan terutama dari seorang Bapak. Beberapa sifat malas yang sering kita jumpai dan praktekkan dalam kehidupan sehari-hari adalah: (1) Menunda. Suka menunda adalah sifat yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kita boleh mencontoh kepada semut yang tidak pernah menunda pekerjaannya (Amsal 6:6). Bermalas-malasan di tempat tidur dan menunda untuk segera bangun dari tidur merupakan juga suatu kebiasaan yang sering kita jumpai (Amsal 6:10). Menunda satu pekerjaan menyebabkan kita tidak bisa mengerjakan pekerjaan lainnya. (2) Membuat alasan. Membuat alasan yang kadang-kadang tidak masuk akal untuk membenarkan hal yang tidak ingin dilakukan. Tingkah laku ini dapat membuat kita merasa lebih dari orang lain (Amsal 26:13-16). (3) Kemalasan selektif. Hal ini sangat sulit untuk diketahui karena seseorang dapat rajin dalam berbagai bidang kehidupan tapi malas dalam satu bidang yang sebenarnya sangat penting untuk tidak malas. Raja Salomo adalah raja hebat dan bijaksana yang dikasihi Tuhan tetapi menjadi hancur karena kemalasannya menjaga kehidupan dan kekudusan rumah tangganya. Dia tidak mengarahkan istrinya untuk menjadi seiman tetapi malah mengikuti ritual dari istrinya yang tidak menyembah Tuhan. Imam Eli adalah pelayan Tuhan yang sangat dihormati oleh bangsa Israel tetapi dia malas dalam mendidik dan mendisiplinkan anak-anaknya sehingga kehidupan anak-anaknya, bangsa Israel dan hari tuanya menjadi berantakan. Beberapa contoh kemalasan selektif yang mungkin terjadi dalam kehidupan kita: (1) Hubungan dengan Tuhan (Lukas 12-15-21, Markus 8:36-37). Tuhan Yesus menegaskan bahwa hidup seseorang tidak bergantung dari kekayaan harta duniawi yang dimiliki tetapi kekayaan akan hubungan dengan Allah. Allah menginginkan kita untuk tidak malas dalam menjalin hubungan yang intim dengan Dia. Kematian rohani adalah hilangnya hubungan kita dengan Allah. Daripada kita menjadi kaya akan materi, marilah kita menjadi rajin dan kaya di hadapan Allah melalui disiplin dalam melaksanakan saat teduh, teratur dalam doa pribadi, mengikuti PA dan persekutuan dengan sesama orang percaya dan juga secara teratur membaca Firman Tuhan. (2) Hubungan dengan orang lain (Roma 12:18). Malas dalam kita memperbaiki dan membereskan hubungan dengan suami, istri atau sesama manusia akan menimbulkan amarah bagi diri kita. Marilah kita menjadi orang yang rajin dalam menciptakan perdamaian baik di lingkungan keluarga kita maupun sesama. (3) Pekerjaan. Apabila kita rajin dalam bekerja maka kita akan berhasil dalam hal keuangan tetapi apabila kita malas maka akan terjadi kemiskinan dalam hidup kita (Amsal 14:23; 12:24). Dalam melakukan pekerjaan kita harus menyadari bahwa ini kita lakukan bukan kewajiban atau hal untuk menyenangkan atasan atau diri kita sendiri tetapi untuk Tuhan (Kolose 3:23). Marilah kita rajin bekerja karena ini merupakan keinginan Allah. (4) Kesehatan (1Korintus 6:19-20). Tubuh adalah bait Roh Kudus maka kita harus menghormati Allah dengan tubuh kita. Kita harus menjaga, merawat dan jangan salah dalam menggunakannya. Kita juga harus mengawasi tubuh kita untuk tidak dijamah oleh orang yang tidak berhak dan menjauhkannya dari dosa.