Pengkhotbah

Perikop
Mazmur 1:1-6

Ringkasan Khotbah

Kita sudah merenungkan salah satu ciri anak Kerajaan Allah, yaitu lahir baru. Hari ini kita belajar ciri anak Kerajaan Allah yang kedua, yaitu mencintai firman. Hukum-hukum Tuhan lebih berharga daripada emas tua dan lebih manis daripada madu (Mazmur 19:9-10). Firman Tuhanlah yang menjadi landasan kita untuk menjalankan kehidupan. Abraham, Ishak, Yakub, dan para tokoh Alkitab lainnya melandasi hidup mereka dengan kebenaran firman Tuhan.

Setidaknya ada 4 alasan mengapa orang percaya harus mencintai firman Tuhan, yaitu:

  1. Wujud kasih dan penghormatan kepada Allah (Ulangan 6:5-7). Apabila orang Kristen berkata bahwa mereka mengasihi Tuhan, maka mereka secara otomatis mencintai firman Tuhan karena firman Tuhan adalah isi hati Tuhan. Apabila tidak mencintai firman Tuhan, berarti cintanya kepada Tuhan adalah palsu.
  2. Hari-hari ini adalah jahat (Efesus 5:16). Hari-hari jahat bukan berarti hari-hari yang penuh sakit-penyakit atau hari-hari yang penuh kemalangan. Tetapi hari-hari jahat berarti hari-hari yang penuh tantangan, godaan, dan cobaan, baik secara fisik maupun rohani. Hanya dengan firman Tuhanlah kita bisa melalui hari-hari jahat tersebut.
  3. Yesus berkata bahwa orang percaya diutus ke tengah-tengah serigala (Matius 10:16). Allah menempatkan kita di tengah-tengah dunia yang tidak mengenal Tuhan, makanya kita butuh firman.
  4. Kecenderungan hati manusia adalah jahat (Kejadian 6:5). Walaupun kita mengaku orang percaya, hati kita cenderungjahat, sehingga kita membutuhkan firman Tuhan untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakukan, dan mendidik kita dalam kebenaran (2 Timotius 3:16).

Perikop hari ini dimulai dengan kata “berbahagia” (bahasa aslinya: esher yang dapat juga berarti diberkati). Dalam perspektif Alkitab, Tuhanlah sumber kebahagiaan dan pemberi kesuksesan sejati. Kepada siapa “berbahagia” ini ditujukan? Mereka yang berlindung pada Tuhan (Mazmur 2:12), mereka yang pelanggarannya diampuni Tuhan (Mazmur 32:1), mereka yang dilindungi dan dipelihara nyawanya oleh Tuhan (Mazmur 41:2), mereka yang dipilih oleh Tuhan (Mazmur 65:4) adalah beberapa contoh orang yang memiliki kebahagiaan sejati. Kebahagiaan sejati adalah hal yang secara otomatis dimiliki oleh orang percaya. Adalah salah apabila kita mengikut Tuhan untuk mendapatkan berkat.

Mengapa orang dalam Mazmur 1 disebut “berbahagia”?

  1. Karena mereka tidak berjalan menurut nasihat orang fasik (bahasa asli: rasha). Orang fasik sudah terpisah dari Tuhan dan hidupnya ibarat sekam yang ditiup angin (ay. 4) yang menandakan ketidakstabilan hidup. Orang fasik tidak tahan penghakiman (ay. 5) dan jalan hidupnya menuju kebinasaan (ay. 6b).
  2. Karena mereka tidak berdiri di jalan orang berdosa (bahasa asli: chatta’iym). Dosa berarti berbuat salah, meleset dari target yang telah Tuhan tetapkan. Orang berdosa adalah orang yang hidup tanpa Allah, jauh dari Allah. Orang berdosa adalah orang yang sudah mati rasa akan kebenaran. Orang berdosa tidak gelisah bila tidak beribadah kepada Tuhan, tidak berdoa, tidak membaca Alkitab, tidak melakukan hal-hal yang berkenan kepada Tuhan.
  3. Karena mereka tidak duduk dalam kumpulan pencemooh (bahasa asli: le tsiym). Pencemooh adalah mereka yang mengejek dan menghina kebenaran (Amsal 1:22, 3:34, 13:1, 15:12). Duduk bersama orang fasik berarti diajar/diarahkan menurut nasihat orang fasik. Bagaimana kita menyikapi hal ini? Kita harus berhati-hati dalam pergaulan. Jangan pernah bergaul dengan orang fasik.

Mazmur 1 menyebutkan ciri-ciri orang yang mencintai firman Tuhan:

  1. Mereka bagaikan pohon yang ditanam di tepi aliran air (ay. 3). Ketika mendengar firman Tuhan, hanya ada dua respon manusia, yaitu menghormatinya atau merendahkannya.Orang yang menghormati firman Tuhan mencintai, merenungkan, melakukan firman Tuhan, dan menghasilkan buah pada musimnya, misalnya orang-orang Berea (Kisah Para Rasul 17:10-11). Orang Kristen yang sehat tidak hanya mendengarkan kotbah, namun juga menyelidiki kebenarannya dan mengerjakannya dalam hidupnya.
  2. Apa saja yang diperbuatnya berhasil. Berhasil di sini bukan berhasil secara dunia, tetapi berhasil dalam pengenalan akan Tuhan yang baik dan benar (1 Petrus 1:8-9). Kesuksesan rohani dan materi yang sejati hanya dapat dialami melalui perjumpaan dengan Tuhan dan pencarian akan nilai-nilai kebenaran Kerajaan Allah (Matius 6:33).

Pendewasaan iman dalam Kristus tergantung pada hubungan erat dengan Alkitab dan tanggapan iman kepada Alkitab, Alkitab bukan hanya perlu dibaca, namun dipelajari supaya dapat diterapkan, dan Alkitab adalah firman Tuhan yang sifatnya mengikat, sama seperti hukum alam.