Pengkhotbah

Perikop
Yohanes 1:19-28

Ringkasan Khotbah

Kesaksian Yohanes tentang dirinya sendiri:
1.     Aku bukan Mesias. Ayat 28: Yohanes melakukan pembaptisan di Betania dekat sungai Yordan (bandingkan dengan Matius 3:5). Yohanes Pembaptis sangat sukses dalam pelayanannya sehingga walaupun masih muda dia sudah menjadi tokoh yang sangat berpengaruh pada kalangan Yahudi. Kondisi ini membuat orang Yahudi menduga bahwa dialah Mesias yang dijanjikan untuk pemulihan bangsa Israel yang sedang dijajah bangsa Romawi. Selain harapan bahwa Yohanes ini adalah Mesias, ada juga kekhawatiran bahwa dia adalah Mesias palsu. Karena itu orang Yahudi mengutus orang Lewi dan para imam datang kepada Yohanes Pembaptis untuk bertanya siapa sebenarnya dia dan apa yang akan dia lakukan (ayat 19). Mereka mengutus imam karena ayah Yohanes, Zakharia adalah imam. Jadi sebenarnya pengutus ini sudah tahu siapa Yohanes Pembaptis. Yohanes juga sebenarnya sudah mengetahui maksud pertanyaan mereka, sehingga Yohanes menjawab “Aku bukan Mesias” (ayat 20).

2.     Elia dan nabi yang akan datang. Ayat 21: Kalau bukan Mesias, apakah Yohanes adalah Elia atau nabi yang akan datang? Memang Tuhan berjanji akan mengirim Elia atau nabi yang akan datang mendahului pekerjaan Mesias (Maleakhi 4:5, Ulangan 18,15,18). Dalam Matius 11:14, 17:10-13, Tuhan Yesus mengatakan Yohanes Pembaptis itu sebagai Elia. Tetapi pemahaman orang Yahudi adalah pemahaman secara duniawi yaitu kerajaan Israel secara fisik akan dipulihkan. Hal ini berbeda dengan pemahaman dalam Kitab Suci bahwa Mesias yang akan datang adalah yang akan membawa pemulihan secara rohani yaitu keselamatan. Karena inilah Yohanes menolak disebut Elia atau nabi yang akan datang.

3.     Akulah suara. Ayat 23 (bdk. Yesaya 40:3): Yohanes mengaku bahwa ia adalah suara orang yang berseru-seru di padang gurun untuk meluruskan jalan untuk Tuhan. Yohanes pembaptis menyadari siapa dirinya dan apa panggilan hidupnya, dialah yang dinubuatkan oleh nabi Yesaya. Yohanes menempatkan diri sebagai suara, untuk menyuarakan firman Tuhan.

4.     Aku tidak layak. Ayat 24: Orang Farisi mempertanyakan otoritas Yohanes untuk membaptis orang Yahudi? (ayat 25; bandingkan dengan Yehezkiel 36:25, Zakharia 13:1). Yohanes menjawab bahwa ia mendapat otoritas dari Allah untuk membaptis (bandingkan dengan ayat 31,33). Inilah cara Yohanes untuk memperkenalkan Yesus Kristus kepada orang Israel. Tetapi Yohanes tidak mau menyombongkan keberadaan dirinya sebagai orang yang diutus langsung oleh Allah. Ayat 26: Yohanes membaptis dengan air, tetapi pelayan Yesus Kristus itu jauh lebih hebat dan mulia lagi karena Yesus Kristus membaptis dengan Roh Kudus. Karena begitu mulianya Yesus sehingga Yohanes merasa tidak layak untuk membuka tali kasut Yesus (ayat 27). Dia menyadari betapa rendahnya dirinya dibandingkan Yesus Kristus, bahkan lebih rendah dari budak. Yohanes memiliki hati “hamba” untuk melayani Tuhan.

Semua orang yang percaya Tuhan Yesus adalah hamba di hadapan-Nya. Dan sebagai hamba Tuhan apapun tugas yang kita lakukan, kita harus menempatkan diri sebagai hamba dan memperlakukan Tuhan itu sebagai “tuan” dengan memberikan penghormatan tertinggi bagi Tuhan. Kita seharusnya menyadari kesempatan yang diberikan untuk melayani Tuhan adalah kehormatan yang besar sekali, karena siapakah kita sebenarnya sehingga diberi kesempatan oleh Tuhan untuk melayani-Nya? Hanya karena kemurahan-Nya saja kita diizinkan untuk melayani-Nya.

Marilah kita punya hati seperti Yohanes Pembaptis yang menyadari panggilan hidupnya yang begitu mulia, menjadi orang yang membuka jalan bagi Yesus Kristus bahkan yang dipercaya membaptis Yesus Kristus tetapi merasa tidak layak untuk melayani Tuhan. Mari kita yang sudah melayani untuk mengevaluasi diri apakah kita sudah melayani dengan sikap seperti hamba. Dan bagi yang belum melayani, marilah kita menyadari bahwa apabila kita tidak melayani betapa sebenarnya kita tidak melalukan tugas kita sebagai hamba Tuhan. Marilah kita pergunakan hidup kita dengan rasa terima kasih untuk menjawab panggilan Tuhan dengan bangga dan selalu merasa tidak layak untuk melayani Tuhan.

(WR/02/11)